Analisa Penilain SBMPTN 2018

Salam.. 
       Akhirnya menulis lagi setelah vakum kurang lebih 4 tahun. Walaupun tulisan kali ini agak melenceng jauh dari tema blog ini, tapi saya sangat tertarik menulis tentang ini. Semoga tulisan ini bisa berguna buat adik-adik yang akan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018. terutama buat adik-adik yang sedang mengikuti bimbingan di Hasanuddin Learning Center (HALC). 
     Kenapa kami merasa penting menulis tentang "Metode Penilaian SBMPTN 2018"? karena penilaian SBMPTN tahun ini sangat berbeda dengan penilain di tahun-tahun sebelumnya. berdasarkan ralat siaran pers SBMPTN 2018 (http://belmawa.ristekdikti.go.id/2018/04/11/ralat-siaran-pers/) menyatakan bahwa metode penilaian sbmptn 2018 berbeda dengan tahun sebelumnya.
 
      Pada tahun ini Penilaian terhadap jawaban SBMPTN 2018 tidak lagi menggunakan skor 4 (empat) untuk jawaban benar, skor 0 (nol) untuk yang tidak menjawab, dan skor negatif 1 (-1). Metode penilaian pada SBMPTN 2018 tidak hanya memperhitungkan jumlah soal yang dijawab dengan benar dan salah oleh peserta, tetapi juga memperhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan dan sensitifitasnya dalam membedakan kemampuan peserta. 
       Metode penilaian oleh Panitia Pusat dilakukan melalui 3 tahap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 
TahapI
Seluruhjawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1(satu) pada setiap jawaban yang benar, dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong. Tahap II
Dengan menggunakan pendekatan Teori Response Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, diantaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola response jawaban seluruh peserta tes tahun 2018. Dengan menggunakan model matematika, maka akan dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan mudah, sedang, maupun sulit. Karakteristik soal yang diperoleh pada Tahap II, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibanding soal-soal yang lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.
        Dengan sistem ini, maka setiap peserta yang dapat menjawab jumlah SOAL yang SAMA dengan BENAR, akan dapat memperoleh nilai yang BERBEDA tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar. 
Contoh
peserta A dapat menjawab dengan benar 5 soal yaitu nomor 1, 5, 7, 11, dan 13, sedangkan peserta B juga dapat menjawab 5 soal dengan benar yaitu nomor 1, 5, 9, 12, dan 15, kedua peserta tersebut akan mendapatkan skor akhir yang berbeda karena butir soal yang dijawab dengan benar oleh peserta A memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan butir soal yang dikerjakan dengan benar oleh peserta B. 
         Dari ralat di atas kami mencoba menganalisa bagaimana sih cara menentukan tingkat kesukaran butir soal. Berdasarkan toeri uji klasik, Tingkat kesukaran butir soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeksnya berkisar antara 0,0-1,0. perhitungan indeks ini dilakukan untuk setiap nomor soal. (Nitko,1996) 

       Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran soal adalah:  
 P = (jumlah peserta yang menjawab benar) / (jumlah seluruh peserta tes) 

       Semakin besar nilai P maka soal tersebut di anggap mudah sebaliknya semakin kecil nilai P soal dianggap sukar. Pada teori uji klasik, tingkat kesukaran butir soal bergantung kepada kemampuan peserta ujian. 
tingkat kesukaran butir soal pada Nitko (1996) adalah 
  * jika nilai P antara 0,00 -0,30 soal tergolong sukar 
  * jika nilai P antara 0,31 -0,70 soal tergolong sedang, dan 
 * jika nilai P antara 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah. 

Contoh
Dari 100 orang peserta, yang menjawab soal nomor 1 dengan benar ada 40 orang maka soal ini tergolong sedang karena diperoleh nilai P = 40/100 = 0,40. kemudian pada nomor 2 yang menjawab soal dengan benar ada 83 orang maka soal ini tergolong mudah karna nilai P sama dengan 0,83. dan seterusnya sehingga semua soal bisa digolongkan dalam 3 tingkat kesukaran. 

Oleh karena itu, berdasarkan analisa di atas kita dapat menarik kesimpulan: 
  1. Adik-adik harus menjawab soal dengan benar sebanyak-banyaknya karena kita belum bisa menggolongkan soal tersebut menjadi soal yang mudah, sedang atau sukar sebelum dianalisa seluruh jawaban dari peserta 
  2. Adik-adik diharapkan menjawab seluruh soal karena di SBMPTN 2018 tidak mengenal lagi nilai MINUS satu (-1) untuk jawaban salah. 


salam FIGTH, 
BE THE BEST STUDENT WITH HALC...

No comments:

Post a Comment

Metode Penilaian UTBK 2020 teori respon butir

Hy adik-adik siswa Quantum Institute  ( QUINERS )... Pada postingan kali ini kami akan membahas bagaimana metode penilaian UTBK 2020??? ada ...