Saat menyusun rencana pengeluaran, kelompokkan arus kas yang frekuensinya harian, mingguan, dan bulanan. Contoh harian adalah belanja dapur, parkir, dan makan siang. Untuk mingguan contohnya biaya bensin, belanja buah dan daging, dan contoh bulanan uang sekolah, biaya listrik, biaya telepon, dan lainnya. Apabila di bulan ini ada pengeluaran yang sifatnya tidak rutin, maka jangan alokasi dari gaji. Pengeluaran tidak rutin seharusnya dialokasikan dari penghasilan lain seperti bonus dan THR.
2. Alokasi ideal Untuk gaji Bulanan
Panduan umum yang dapat digunakan oleh rumah tangga adalah:
- Zakat, infak, sedekah = 5%
- Dana darurat dan premi asuransi = 10%
- Biaya hidup rutin = 50%
- Tabungan untuk kebutuhan dalam setahun = 10%
- Investasi untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang = 15%
- Biaya senang-senang dan gaya hidup = 10%
Alokasi maksimal untuk cicilan seperti KPR, kredit kendaraan, kredit tanpa agunan, atau lainnya adalah 30% dari gaji bulanan. Apabila Anda menggunakan kartu kredit dan bayar lunas saat jatuh tempo, maka pembayaran tersebut akan masuk alokasi biaya hidup rutin. Nah, sayangnya, untuk Anda yang masih punya cicilan, Anda harus korbankan pos alokasi untuk gaya hidup dan tabungan jangka pendek.
4. Batasi penarikan uang tunai
Sumber kebocoran utama adalah penarikan uang tunai di ATM tanpa kendali. Oleh sebab itu, untuk kebutuhan harian, usahakan hanya menarik dan di ATM seminggu sekali. Untuk kebutuhan mingguan dapat menggunakan kartu debit, dan untuk bulanan bisa dibayar dengan sistem transfer.
5. Alokasi pos pengeluaran
Syarat utama agar pengaturan gaji bulanan bisa berjalan sukses adalah penggunaan beberapa rekening tabungan. Akuilah, Anda butuh bantuan dalam mengatur keuangan bulanan! Setidaknya, miliki rekening yang khusus untuk Saving, Living, dan Playing. Dan, untuk mengisi rekening Saving harus dibuat instruksi debit otomatis dari rekening gaji setiap bulannya.
sumber : detik finance..
No comments:
Post a Comment